PEDULI KESETARAAN GENDER DAN HAM, DPM DAN ASMARA FISH UNESA ADAKAN PENGABDIAN MASYARAKAT LIBATKAN PERWAKOS SURABAYA
Minggu ( 10/10/21), Mahasiswa Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas
Ilmu Sosial dan Hukum bersama dengan Asosiasi Mahasiswa Inspiratif (ASMARA) dan
tim Akuistik Jurusan Administrasi Publik Unesa melakukan kegiatan Pengabdian
Masyarakat dalam bingkai DISCAVE ( DPM FISH for Soscial Movement) dengan
melibatkan kelompok Persatuan Waria Kota Surabaya. Kegiatan ini dilangsungkan
di kediaman ketua Perwakos, yang akrab disapa mbak Sonya di Jalan Pacar
Kembang, Kecamatan Tambaksari, Surabaya dengan dihadiri 12 anggota dari
kelompok ini. Kegiatan ini dilatarbelakangi dengan tekad mahasiswa DPM FISH
Unesa 2021 untuk merealisasikan kegiatan Pengabdian Masyarakat.
“… lalu kami memutuskan untuk melibatkan Persatuan Waria Kota
Surabaya dalam kegiatan ini, bukanlah tanpa alasan, melainkan sebaliknya. Arti
dari pengabdian masyarakat, kan tidaklah terbatas dari satu segi aspek ya.
Masyarakat kita ini kan majemuk, persoalan-persoalan yang ada itu pun
juga beragam. Karena itu, kami melibatkan Persatuan Waria Kota Surabaya karena
sebagaimana yang dipahami ya, bahwa kelompok ini merupakan kelompok
marginal di Indonesia. Dalam konteks ini, kita tidak menyoal tentang
nilai-nilai keyakinan dan kepercayaan. Akan tetapi, kita menyoal tentang nilai
Hak Asasi Manusia dan Hak kawan-kawan Perwakos sebagai Warga Negara
Indonesia…”, ujar Wenny Dwi Lutfiana, selaku Ketua Pelaksana DISCAVE
2021.
Susunan kegiatan ini, diawali dengan kedatangan mahasiswa ke tempat
kediaman ketua Perwakos pada pukul 16.30 yang disambut dengan sangat ramah dan
hangat, lalu kemudian sharing session dan diskusi bersama tentang
bagaimana dan seperti apa keluh kesah serta permasalahan yang dialami oleh
anggota perwakos ini, seperti “pemenuhan terhadap hak-hak sebagai warga negara
Indonesia yang belum terpenuhi, seperti layanan pembuatan KTP yang sampai saat
ini belum tuntas, yang mana hal ini sangat berpengaruh pada hidup mereka,
seperti tidak bisa mengikuti vaksinasi
Covid-19 hingga saat ini dikarenakan alasan administrasi yang tidak valid. Selain itu penerimaan masyarakat sekitar, pandangan,
sikap dan perilaku buruk berdampak juga pada keluarga dan pada psikologi serta
mentalitas anak. Seperti bullying yang dialami oleh salah satu anak dari
anggota perwakos.
Selama sharing session, teman-teman waria juga menyampaikan
bahwa harapannya dan hak sebagai warga negara yang semestinya didapatkan
seperti partisipasi politik dapat dipenuhi di kemudian hari dan stigma buruk
masyarakat yang membeda-bedakan gender ini terkikis. Demikian pungkasnya
kegiatan ini, diakhiri dengan penampilan oleh tim Akuistik Jurusan Administrasi
Publik Unesa. [ltfh]
Share It On: