Kuliah Tamu oleh Direktur Utama LPP RRI tentang Disrupsi dan Transformasi Digital
Surabaya, 29 Juni 2024. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) berkolaborasi dengan RRI Surabaya untuk menyelenggarakan Kuliah Tamu oleh Bapak Dr. Hendrasmo, M.A. yang merupakan Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI). Kuliah Tamu ini diadakan di Ruang i6 Srikandi, Fisipol Unesa dan mengambil tema “RRI – Disrupsi – Transformasi Digital”. Tema ini diambil sebagai respon atas fenomena disrupsi teknologi digital yang terjadi di hampir semua bidang usaha, tanpa terkecuali bidang media dan penyiaran, seperti RRI.
Sebelumnya, Bapak Hendrasmo menyampaikan materinya, Fisipol Unesa dan RRI Surabaya melakukan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) yang menandai kolaborasi di antara kedua belah pihak. Melalui MoA tersebut, RRI Surabaya membuka kesempatan bagi mahasiswa Fisipol Unesa untuk bisa magang, bekerja sama dalam memproduksi konten, berkolaborasi dalam platform komunitas yang dimiliki RRI, dan menjalankan bentuk kolaborasi lainnya.
Selanjutnya, Bapak Hendrasmo membuka sesi kuliah umum dengan mengutip definisi disrupsi menurut Prof. Rhenald Kasali, yaitu inovasi atau cara-cara baru yang menggantikan cara-cara lama. Dalam konteks saat ini, inovasi datang dalam bentuk perkembangan teknologi digital yang mengubah berbagai cara kerja hal di sekitar kita. Sehingga, sesuatu yang awalnya berjalan secara konvensional dan manual, kini mengalami digitalisasi.
Disrupsi ini, ternyata turut mengubah sumber-sumber pemasukan sebuah usaha. Misalnya, dalam industri media dan penyiaran, salah satu pemasukan terbesar berasal dari iklan. Tapi, tren disrupsi digital membuat angka pendapatan melalui iklan semakin menurun dari tahun ke tahun. Alhasil, para pemain pada industri ini harus berpikir keras untuk beradaptasi dan memikirkan sumber pemasukan yang lain.
Bapak Hendrasmo juga menyoroti banyaknya pelaku industri penyiaran yang gagal beradaptasi dan terpaksa harus gulung tikar. Menurutnya, RRI cukup beruntung karena dia tidak market-driven. Sehingga, RRI memiliki napas yang lebih panjang untuk bertahan. Namun, tentu jika RRI tidak segera bertransformasi, cepat atau lambat RRI akan menggali lubang kuburnya sendiri.
Kemampuan untuk mampu beradaptasi menghadapi disrupsi ini biasa dikenal dengan kelincahan (agility). Salah satu strategi untuk mendukung sebuah bisnis agar mampu agile adalah melalui pengembangan kompetensi (capacity building). Hingga kini, RRI masih terus menjalankan strategi ini.
Selama sesinya, Bapak Hendrasmo memperkenalkan salah satu inovasi terbaru RRI, yaitu RRI Digital. Seperti namanya, RRI Digital adalah digital platform yang menyajikan beragam layanan konten kolaborasi dari seluruh program RRI nasional. Konten-konten pada RRI Digital bisa dinikmati dalam beragam format, seperti podcast, musik, dan sebagainya. RRI Digital juga memungkinkan penggunanya untuk mengunggah konten mereka.
Acara kuliah tamu kemudian ditutup dengan dua sesi tanya jawab. Mahasiswa Fisipol Unesa antusias menanyakan berbagai pertanyaan, baik pertanyaan yang berkaitan dengan RRI itu sendiri maupun yang terkait dengan tantangan industri media secara umum, seperti penanggulangan hoax oleh media massa. Tim panitia berharap agar sesi Kuliah Tamu ini bisa memberikan perspektif baru kepada mahasiswa dalam menghadapi tantangan disrupsi ke depan. (Lili Sari)
Share It On: