Penyelenggaraan TB Awareness on Campus di Universitas Negeri Surabaya: Sosialisasi dan Skrining untuk Tingkatkan Kesadaran terhadap TBC
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/fish/thumbnail/6a7d7d6a-46ae-478e-9e9c-876be26d0b9a.jpg)
Surabaya, 19 November 2024 - Aula Srikandi Gedung I6 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menjadi tempat berlangsungnya kegiatan TB Awareness on Campus: Sosialisasi dan Skrining TB di Lingkungan Kampus Unesa, yang diselenggarakan oleh Yayasan Rekat Peduli Indonesia. Kegiatan ini dimulai pada pukul 08.00 WIB dan diikuti oleh mahasiswa serta civitas akademika Unesa. Acara ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kesadaran tentang Tuberkulosis (TBC), penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia, terutama di Jawa Timur.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh dua mahasiswa Fisipol Unesa yang berasal dari jurusan Sosiologi. Keduanya merupakan peserta magang TB Ranger dari Bakrie Center Foundation (BCF), yang merupakan bagian dari program Campus Leader Program Batch 9 dalam skema MSIB Batch 7. Melalui program ini, para mahasiswa diajak untuk lebih memahami pentingnya kesadaran terhadap TBC dan bagaimana pencegahan serta deteksi dini dapat mengurangi angka kasus penyakit tersebut, terutama di lingkungan kampus.
Menurut data yang dipaparkan dalam acara tersebut, Jawa Timur masuk ke dalam 5 provinsi dengan jumlah pengidap TBC terbanyak di Indonesia, dengan Surabaya menjadi lokasi dengan kasus terbanyak di provinsi ini. Pada tahun 2022, tercatat sebanyak 10.741 kasus TBC di Surabaya. Meskipun upaya penemuan kasus terus dilakukan, hingga Maret 2023, baru ditemukan 1.691 kasus dari target penemuan sebanyak 11.863 kasus untuk tahun tersebut.
TBC memang menjadi salah satu penyakit yang paling sering ditemukan di Indonesia, namun kesadaran masyarakat terhadap penyakit ini masih rendah, khususnya di kalangan mahasiswa.
Menurut Undatul Ummah, Tim Program dari Yayasan Rekat Peduli Indonesia, program ini bertujuan untuk menyebarkan informasi tentang TBC kepada mahasiswa yang menjadi kelompok rentan terpapar penyakit ini. Berdasarkan pengalaman para penyintas TB, banyak di antaranya yang terjangkit saat masih berstatus mahasiswa karena tertular dari teman atau lingkungan mereka.
Dalam kesempatan tersebut, Undatul Ummah juga menekankan pentingnya untuk tidak memberikan stigma negatif kepada penderita TBC. "Program ini juga bertujuan untuk mengedukasi dan menyebarluaskan kesadaran masyarakat, terutama mahasiswa, tentang bagaimana TBC dapat dicegah dan diobati, sehingga, mengurangi stigma negatif yang tersebar di masyarakat," ujar Undatul.
Sosialisasi yang berlangsung di Aula Srikandi ini mencakup pemaparan tentang gejala TBC, cara penularannya, serta langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan. Mahasiswa juga diajak untuk lebih peka terhadap tanda-tanda penyakit ini, seperti batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu, demam berkepanjangan, dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Para peserta juga diberikan informasi tentang pentingnya skrining dan deteksi dini sebagai langkah awal untuk menghindari komplikasi serius.
Kegiatan TB Awareness on Campus diharapkan dapat menjadi langkah awal yang efektif dalam meningkatkan kesadaran mengenai TBC di kalangan mahasiswa, serta mempercepat penemuan kasus baru melalui skrining dan deteksi dini. Dengan melibatkan mahasiswa dalam program ini, Yayasan Rekat Peduli Indonesia bersama dengan BCF berharap bisa mengurangi angka kasus TBC di Surabaya dan sekitarnya, sekaligus membuka ruang diskusi lebih luas tentang pencegahan dan penanganan penyakit menular ini.
Sebagai bagian dari upaya kolektif untuk mengatasi TBC di Indonesia, program ini memberikan harapan bahwa dengan edukasi yang tepat dan dukungan masyarakat, Indonesia dapat mengurangi angka pengidap TBC secara signifikan, menuju masa depan yang lebih sehat dan bebas dari penyakit menular tersebut.
Share It On: