Kuatkan Moderasi Beragama dan Mental Kebangsaan: Kolaborasi Unesa dan UniZSA dalam International Community Service di Surabaya
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/fish/thumbnail/4a534b58-d6e9-4044-b678-fa0fe6aa0c49.jpg)
Surabaya, 21 Februari 2023. Sejumlah 40 mahasiswa Universitas Sultan Zainal Abidin (UniSZA) mendatangi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dalam rangka menjalin student partnership dengan Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Kegiatan yang dilaksanakan adalah International Community Service sebagai kegiatan pengabdian oleh mahasiswa Indonesia dan Malaysia kepada masyarakat. Kegiatan ini dilakukan di dua tempat yang berbeda, Pondok Pesantren Nur Alannur dan SMAN 8 Surabaya.
Mengangkat tema “Penguatan Moderasi Beragama Siswa Dalam Bingkai Kebhinekaan”, kegiatan ini dilakukan dengan penyampaian materi moderasi beragama dan mental kebangsaan serta pembentukan Focus Group Discussion (FGD) dengan tujuan bertukar informasi dan analisis bersama para santri Pondok Pesantren Nur Alannur dan siswa/siswi SMAN 8 Surabaya. Kegiatan tersebut secara terpisah masing-masing dipandu oleh Rahmanu Wijaya, S.H., M.H. dan Astrid Amidiaputri Hassyati, SH., M.Kn. dari Unesa.
Indonesia negara yang memiliki banyak sekali Suku, Budaya, Ras, bahkan Agama. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan pada Pasal 28 E menjamin setiap warga negara dapat memilih kepercayaan masing-masing. Senada dengan itu, Malaysia juga memiliki latar belakang masyarakat yang heterogen dalam Suku, Budaya, Ras, Agama, dan Bahasa.
Wakil Kepala Sekolah SMAN 8 Surabaya Ali Usman mengapresiasi kegiatan ini sebagai langkah positif kolaborasi kebudayaan antar bangsa, “Dengan adanya International Community Service ini kami mendapatkan hal baru, tidak ada kegiatan yang bersifat mengkolaborasikan budaya Indonesia dan Malaysia. Poin positifnya lebih bisa menghargai, melaksanakan toleransi, dan tidak menganggap Malaysia sebagai musuh tapi saudara satu rumpun, harapan besar kegiatan yang seperti ini dapat tetap berlangsung kedepannya”
Moderasi beragama sendiri memiliki makna bersikap seimbang terhadap prinsip beragama dan kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Setiap individu harus menerapkan moderasi beragama agar dapat memiliki rasa toleransi satu sama lain dan mampu menangkal pengaruh radikalisme-ekstremisme.
“Intinya kita harus menanamkan sifat toleransi satu sama lain” menurut Dimas Almahdi mahasiswa UNESA.
“Ekstrimis membawa kerugian karena di setiap agama mengajarkan moderasi dan membebaskan setiap orang untuk memilih kepercayaan mereka. Oleh yang sedemikian, belajarlah untuk senantiasa bertoleransi antara satu sama lain” menurut Nurin Anis mahasiswa UniSZA.
Selain moderasi beragama, acara International Community Service antara mahasiswa dari Indonesia dan Malaysia ini turut menegaskan pentingnya hubungan persaudaraan dan kerukunan antar bangsa serumpun. Dalam hal ini para siswa dari SMAN 8 Surabaya memberi respons positif.
“Kita sebagai rakyat Indonesia harus menerapkan toleransi dengan Malaysia karena mereka (Malaysia) bukanlah musuh tapi saudara satu rumpun” ucap Tajudin siswa SMAN 8 Surabaya.
Share It On: